Minggu, 15 Februari 2009

SANGGAR TARI BALI DAN NUSANTARA

NATYA NATARAJA GGM BANDUNG


MEMBUKA KELAS BARU UNTUK TAHUN 2012

UNTUK KELAS TARI BALI ,KELAS TARI NUSANTARA DAN KELAS TARI KREASI BARU ANAK, UNTUK SEMUA USIA

SANGGAR TARI NATYA NATARAJA BANDUNG (STUDIO TARI DI GGM BANDUNG)

Sanggar Tari Natyanataraja Kelas Tari Bali dan Tari Nusantara latihan setiap hari Sabtu pukul 14.00-18.00 di Aula GGM, jalan Merdeka No.64 Bandung. Telepon 022-4203155

Sanggar Tari Natyanataraja Kelas Tari Kreasi Baru Anak (tari tradisi dan moderen) setiap hari rabu pukul 15.00-17.00 di Aula GGM, jalan Merdeka No.64 Bandung. Telepon 022-4203155


WEB SANGGAR TARI :

http://natyanataraja.wordpress.com/

http://www.natyanatarajasanggartari.blogspot.com/


EMAIL :

natyanataraja@yahoo.com

igustiarya@gmail.com


FACEBOOK :

STB Natyanataraja


CONTAC PELATIH :

GUSTI ARYA = 085721722077

AGUS GGM = 085624364141


LOGO SANGGAR TARI NATYA NATARAJA

LOGO SANGGAR TARI

NATYA NATARAJA

Sanggar Tari Bali dan Tari Nusantara Natya Nataraja Gelanggang Generasi Muda (GGM) Bandung, berdiri pada awal Maret 2008, yang berlokasi di jalan Merdeka No. 64 Bandung.

Sanggar Tari Bali dan Nusantara ini dipimpin oleh I Gusti Komang Aryaprastya Agus S.Pd, M.Hum. Aktivitasnya sebagai Dosen Pendidikan Seni di FIP UPI Bandung juga sebagai Pelatih Tari Bali dan Nusantara di Sanggar Tari ini. Kegiatan latihan di laksanakan di Aula Utama GGM Bandung setiap hari Rabo dan Sabtu dari pukul 14.00 sampai 17.00 Wib.


KURIKULUM TARI BALI YANG DIAJARKAN


Tari Pendet

Tari ini merupakan tarian putri kelompok yang dibawakan oleh sekelompok remaja putri, masing-masing membawa sebuah mangkuk perak (bokor ) yang penuh berisi bunga. Pada akhir tarian para penari menaburkan bunga kearah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tarian ini biasanya dipakai untuk menyambut tamu-tamu atau memulai suatu pertunjukan. (Wayan Dibia 1999 : 47)


Tari Legong Keraton

Tari Legong Keraton

Legong Keraton adalah sebuah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat komplek dan diikat oleh struktur tabuh pengiring yang konon mendapat pengaruh dari Tari Gambuh. Kata Legong Keraton terdiri dari dua kata yaitu legong dan kraton. Kata legong diduga berasal dari kata “leg” yang berarti gerak tari yang luwes. Lemah gemulai. Sementara “gong” berarti gambelan. “leg” dan “gong” digabung menjadi legong yang mengandung arti gerakan yang diikat, terutama aksentuasinya oleh gambelan yang mengiringinya. (Wayan Dibia 1999 : 36).


Tari Belibis

Tari Belibis

Tari kreasi baru ini menggambarkan kehidupan sekelompok burung belibis yang dengan riangnya menikmati keindahan alam. Mereka tiba-tiba dikejutkan oleh munculnya seekor burung belibis jadi-jadian yang merupakan penjelmaan dari Prabu Angling Dharma setelah terkena kutukan dari istrinya yang sakti (dalam cerita Tantri). Dibawakan oleh 7 orang penari wanita, tari belibis diciptakan pada tahun 1984 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (koreografer) dan I Nyoman Windha (komposer).. (Wayan Dibia 1999 :63)


Tari Cendrawasih

Tari Cendrawasih

Kisah yang digambarkan di dalam tarian adalah kehidupan burung Cendrawasih di pegunungan Irian Jaya pada masa birahi.Tari duet yang ditarikan oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat memperkuat dan memperjelas desain gerak yang diciptakan. Tarian ini di ciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988. (Wayan Dibia 1999 : 61)


Tari Manuk Rawa

Tari Manuk Rawa

Tarian yang dibawakan oleh sekelompok (antara 5 sampai 7 orang ) penari wanita ini merupakan tarian kreasi baru yang menggambarkan perilaku sekelompok burung (manuk) air (rawa) sebagaimana yang dikisahkan didalam cerita Wana Parwa dari Epos Mahabharata. Gerakan tarinya diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari dari Jawa dan Sunda, yang telah dimodifikasikan sesuai dengan tuntutan keindahan. Tarian ini diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha (komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata "Bale Gala-Gala" karya tim sendratari Ramayana/ Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980.. (Wayan Dibia 1999 : 62)



Tari Sekar Jagat

Tari Sekar Jagat Tarian ini merupakan garapan kelompok yang ditarikan sejumlah penari putri (biasanya antara 5 sampai 7 orang) yang masing-masing membawa sebuah canangsari. Tarian penyambutan ini menggambarkan kegembiraan para penari dalam menyambut para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui keindahan gerak. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan Pameran Wastra Bali di Jakarta. Penata iringannya adalah I Nyoman Windha. Tarian ini diilhami oleh tarian upacara, Rejang dan Pendet dari daerah Asak





KEGIATAN PENTAS SANGGAR NATYA NATARAJA